Pembuatan Aspirin
Reaksi
yang terjadi adalah reaksi esterifikasi yang merupakan prinsip dari pembuatan
aspirin. Reaksi esterifikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Ester
dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan anhidrida
asam. Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol karena mempunyai
gugus –OH , sedangkan anhidrida asam asetat tentu saja sebagai anhidrida asam.
Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat (aspirin). Gugus asetil (CH3CO-)
berasal dari anhidrida asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal dari asam
salisilat (pada gambar di atas gugus R ada di dalam kotak). Hasil samping
reaksi ini adalah asam asetat.
Langkah selanjutnya adalah penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi sebgai
zat penghidrasi. Telah disebutkan di atas bahwa hasil samping dari reaksi asam
salisilat dan anhidrida asam asetat adalah asam asetat. Hasil samping ini akan
terhidrasi membentuk anhidrida asam asetat. Anhidrida asam asetat akan kembali
bereaksi dengan asam salisilat membentuk aspirin dan tentu saja dengan hasil
samping berupa asam asetat. Jadi, dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah
asam salisilat habis karena adanya asam sulfat pekat ini.
Tetapi
harus diperhatikan bahwa sebelum dipanaskan, reaksi tidak benar-benar terjadi.
Reaksi baru akan berlangsung dengan baik pada suhu 50-60°C. Juga pada percobaan
ini baru terbentuk endapn putih (aspirin) setelah dipanaskan. Kemudian endapan
tersebut dilarutkan dalam air dan disaring untuk memisahkan aspirin dari
pengotornya. Tetapi tentu saja dengan penyaringan ini aspirin yang dihasilkan
belum benar-benar murni.
Aspirin
akan larut, sedangkan hasil sampingnya tidak larut, sehingga ketika disaring
akan didapatkan filtrat aspirin murni berbentuk larutan jernih. Larutnya
aspirin ini juga diikuti oleh timbulnya gelembung gas CO2, membuktikan adanya
hasil reaksi aspirin dengan NaHCO3. setelah itu filtrat diaduk dan terbentuk
endapan putih. Lalu didinginkan dengan air es membentuk kristal. Kristal akan
lebih murni setelah dicuci dengan air es. Selanjutnya kristal dikeringkan
dengan cara ditaruh di gelas arloji dan didapatkanlah kristal kering.
Langkah
terakhir pada percobaan ini adalah rekristalisasi. Kristal yang kering tadi
dilarutkan dalam benzena panas, alu dipanaskan. Benzena digunakan sebagai
pelarut karena benzene merupakan pelarut yang baik untuk zat organik. Air tidak
bisa digunakan untuk rekristalisasi ini karena air adalah pelarut polar dan
aspirin adalah senyawa nonpolar. Setelah itu larutan tadi disaring panas-panas
dan filtratnya diambil untuk dikeringkan di oven. Kristal ini merupakan kristal
yang benar-benar murni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar