Senin, 20 Mei 2013

Sejarah Aspirin


Sejarah Aspirin
 Lebih dari 2500 tahun silam, kurang lebih 500 SM, ahli-ahli obat-obatanCina menggunakan kulit pohon (willow bark), yang merupakan cikal bakalaspirin, sebagai obat untuk mengobati penyakit yang ringan. Sekitar 400 SM,Hipokrates seorang Yunani yang sering diakui sebagai bapak obat-obatan,menyarankan bahwa mengunyah kulit pohon dapat mengurangi demam dan rasasakit. Lima ratus tahun sesudah Hipokrates, Dioscrorides, seorang dokter Yunani,menggunakan kulit pohon untuk mengurangi inflammation pada pasiennya. Hal-hal di atas menunjukkan penggunaan kulit pohon sebagai cikal bakal dari aspirin.
Pada pertengahan abad ke-18, Reveren Edward Stone dari Oxford mulaimelakukan eksperimen dengan berbagai cara untuk mengurangi demam. Stonemenghancurkan satu pound kulit pohon yang dikeringkan dan memberikannyakepada 50 orang yang demam selama beberapa tahun. Dia mencobamencampurkan bubuk kulit pohon tersebut dengan teh, air dan bahkan bir.Dengan beberapa pengecualian, demam yang diderita pun hilang. Mungkin inimerupakan bukti nyata tetapi Stone tidak mengetahui bahwa ia sebenarnyamelanjutkan pekerjaan ribuan tahun yang lalu. Pada tahun 1763 The Royal Society of  London mempublikasikan kesuksesan Stone dalam menemukan kemampuankulit pohon willow untuk menurunkan demam. Masih memakan waktu beberapatahun untuk dapat menjadikan kulit pohon willow menjadi obat.
Pada tahun 1828, ahli kimia Itali Raffaele Piria dan apoteker PerancisHenri Leroux menemukan dan memisahkan bahan aktif yang terkandung di dalamkulit pohon. Karena nama Latin dari pohon willow putih adalah Salix alba,senyawa baru yang terkandung di dalam kulit pohon itu dinamakan salicin.Sepuluh tahun kemudian, ahli kimia Perancis berhasil memisahkan senyawa yang lebih murni dan dikenal dengan nama asam salisilat. Asam salisilat menjadi dasardari banyak produk farmasi lainnya termasuk asam asetilsalisilat, yang dikenaldengan nama aspirin pada saat sekarang ini.
Walaupun asam salisilat memiliki banyak kegunaan, namun ada efek samping yang tidak disukai yaitu menyebabkan iritasi pada lambung. Penelitiandilakukan untuk menetralisir keasaman asam salisilat dengan natrium, dan denganmengkombinasikan natrium salisilat dan asetil klorida, namun usaha ini masihbelum berhasil. Baru pada tahun 1899, ilmuwan yang bekerja pada Bayer, FelixHoffman berhasil menemukan asam asetilsalisilat yang lebih ramah ke lambung.Kemudian produk ini diberi nama aspirin, a- dari gugus asetil, -spir- dari namabunga spiraea , dan – in merupakan akhiran untuk obat pada waktu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar