Sejarah Aspirin
Lebih dari 2500 tahun silam, kurang lebih 500 SM,
ahli-ahli obat-obatanCina menggunakan kulit pohon (willow bark), yang merupakan
cikal bakalaspirin, sebagai obat untuk mengobati penyakit yang ringan. Sekitar
400 SM,Hipokrates seorang Yunani yang sering diakui sebagai bapak
obat-obatan,menyarankan bahwa mengunyah kulit pohon dapat mengurangi demam dan
rasasakit. Lima ratus tahun sesudah Hipokrates, Dioscrorides, seorang
dokter Yunani,menggunakan kulit pohon untuk mengurangi inflammation pada
pasiennya. Hal-hal di atas menunjukkan penggunaan kulit pohon sebagai cikal
bakal dari aspirin.
Pada pertengahan abad ke-18,
Reveren Edward Stone dari Oxford mulaimelakukan eksperimen dengan berbagai cara
untuk mengurangi demam. Stonemenghancurkan satu pound kulit pohon yang
dikeringkan dan memberikannyakepada 50
orang yang demam selama beberapa tahun. Dia mencobamencampurkan bubuk
kulit pohon tersebut dengan teh, air dan bahkan bir.Dengan beberapa pengecualian,
demam yang diderita pun hilang. Mungkin inimerupakan bukti nyata tetapi Stone
tidak mengetahui bahwa ia sebenarnyamelanjutkan pekerjaan ribuan
tahun yang lalu. Pada tahun 1763 The
Royal Society of London mempublikasikan kesuksesan Stone dalam menemukan kemampuankulit
pohon willow untuk menurunkan demam. Masih memakan
waktu beberapatahun untuk dapat menjadikan kulit pohon willow menjadi obat.
Pada tahun 1828, ahli kimia Itali
Raffaele Piria dan apoteker PerancisHenri Leroux menemukan dan memisahkan bahan
aktif yang terkandung di dalamkulit pohon. Karena nama Latin dari pohon willow
putih adalah Salix alba,senyawa baru yang terkandung di dalam kulit pohon itu
dinamakan salicin.Sepuluh tahun kemudian, ahli kimia Perancis berhasil
memisahkan senyawa yang lebih murni dan dikenal dengan nama asam salisilat.
Asam salisilat menjadi dasardari banyak produk farmasi lainnya termasuk asam
asetilsalisilat, yang dikenaldengan nama aspirin pada saat sekarang ini.
Walaupun asam salisilat memiliki
banyak kegunaan, namun ada efek samping yang tidak disukai yaitu
menyebabkan iritasi pada lambung. Penelitiandilakukan untuk menetralisir
keasaman asam salisilat dengan natrium, dan denganmengkombinasikan natrium
salisilat dan asetil klorida, namun usaha ini masihbelum berhasil. Baru pada
tahun 1899, ilmuwan yang bekerja pada Bayer, FelixHoffman berhasil menemukan
asam asetilsalisilat yang lebih ramah ke lambung.Kemudian produk ini diberi
nama aspirin, a- dari gugus asetil, -spir- dari namabunga spiraea ,
dan – in merupakan akhiran untuk obat pada waktu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar